PISANG BAGI KAMI

Pisang adalah buah favorit keluarga kami. Tiap minggu setidaknya di meja makan ada pisang.
Pisang bisa kami beli di pasar.
Pisang bisa kami beli di bakul mlijo.
Pisang olahan juga dijual di lapak pedagang gorengan dekat rumah.
Kadang pisang diberi tetangga.
Mbak-mbak sebelah kalau balik saat mudik juga beri kami pisang.
Oleh-oleh dari desa katanya.
Alhamdulillah....
Kami tidak pernah kekurangan pisang. Bahkan tanah-tanah kosong di kompleks kami juga menghasilkan pisang.
Tidak bisa dibayangkan misalnya istri memberi kabar,” Abi, tiap bulan akan dapat kiriman pisang 30 tundun untuk bekal sekolah anak,”
Tidak bisa dibayangkan juga bila kantor memberi berita,” Semua pegawai akan dapat pisang 50 tundun..”
Banyak mubadzirnya jika itu terjadi.
Pisang diberikan tetangga ndak akan ada yang mau terima.
Karena seperti yang saya sebutkan: lahan kosong kampung kami sudah subur melimpah tumbuh pisang!
Bagaimana jika pisang itu dirupakan bentuk lain?
misal dibuatkan kebun-kebun pisang di tiap kampung. (kecuali di kampung saya, tentunya).
Kebun pisang yang diisi bermacam jenis dan umur pisang.
Tidak disama-ratakan. Tidak disamakan rasanya juga....
Tetapi disesuaikan kebutuhan.
Sehingga, kalau ada yang butuh pisang segar buat tambahan gizi bisa ambil di kebun.
Kalau butuh pisang agak sepet. Pisang muda buat campuran rujak, bisa ambil di kebun.
Kalau butuh godhong gedang atau daun pisang bisa ambil.
Sekedar butuh debog buat tambahan sayur atau mainan anakpun bisa ambil.
Sebagai penutup ada pesan WA tentang PULSA gratis eh pisang dari om saya.
Om atau paklik kirim WA. Paklik kelahiran asli kota penghasil pisang yaitu: Lumajang.
Isi WA nya tentang hasil penelitian salah satu universitas tentang pisang Agung.
Jenis pisang yang melimpah di kota Lumajang.
Dibahas di sebuah jurnal internasional bahwa pisang Agung lebih banyak nutrisinya dibanding pisang lain.
Wes gak usah rame-rame.
Ndang golek, selak entek diborong paklik

Komentar

Postingan Populer