Perdarahan Sub Araknoid (PSA) atau Subarachnoid Haemorrhage (SAH)

Subarachnoid hemorrhage (SAH) mengacu pada terjadinya ekstravasasi darah ke dalam ruangan terisi cairan cerebrospinal. Selain adanya trauma, penyebab SAH adalah ruptur aneurisma. Seringkali aneurisma tetap dalam kondisi "silent" sampai akhirnya pecah.

SAH karena aneurisma menyebabkan 2% sampai 7% dari semua stroke. Banyak faktor risiko potensial terjadinya SAH, namun hanya sedikit yang telah teridentifikasi. Yang paling penting (dan dapat dihindari) adalah faktor risiko merokok dan hipertensi. Juga faktor risiko lainnya termasuk penggunaan alkohol berat, penyalahgunaan kokain, kafein dan nikotin asupan dalam produk farmasi. Namun faktor risiko tersebut masih sedikit established.

Perempuan memiliki 1,6 kali risiko lebih tinggi mengalami SAH dibanding laki-laki, dan risiko yang lebih tinggi pada wanita akan semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.

Saccular (berry) aneurisma merupakan 85% kasus SAH. Jenis aneurismal lain, yang jebih jarang seperti aneurisma fusiform atau mikotik. Aneurisma fusiform adalah dilatasi seluruh lingkar arteri, biasanya terkait atherosclerosis. Mikotik (infeksi) aneurisma lebih jarang, mungkin saccular atau fusiform, biasanya berhubungan bakteremia, dan terlihat di Cabang distal sirkulasi anterior, dan dapat ditemukan sistemik.

Aneurisma intrakranial biasanya soliter (70% to75%) tapi mungkin multiple pada beberapa pasien (25% sampai 50%). Sebagian besar aneurisma saccular pada sirkulus Willisi dan terjadi dalam sirkulasi anterior.

SAH dan hiponatremi

Salah satu penyebab penting terjadinya klinis neurologis memburuk pada pasien SAH adalah terjadinya hiponatremi.

Hidrokortison diberikan secara intravena disebutkan dapat mengatasi naturesis berlebih dan mencegah hiponatremia.
 
Gangguan elektrolit yang paling sering pada aneurisma dari Acom A. Dalam studi postmortem, gangguan elektrolit daat terjadi pada perdarahan atau iskemik daerah hipotalamus.

Dahulu hiponatremia dihubungkan dengan sekresi dari antidiuretik hormon, tetapi pada tahun 1991, hal itu menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi plasma faktor natriuretik pada pasien dengan suprasellar
dan intraventricular haemorrhage.
  
Disfungsi Neuroendokrin juga dapat terjadi pada SAH. Dalam sebuah penelitian di antara 21 pasien yang diskrining, 9 orang memiliki defisiensi setidaknya satu hormon hipofisis.

Terdapat dua gangguan utama yang terkait dengan hiponatremia. Yang pertama adalah  -->syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH) dan yang kedua adalah -->cerebral salt wasting syndrome (CSWS). 

Keduanya,  SIADH dan CSWS layak mendapat perhatian karena mereka memiliki manajemen yang berbeda. 

Karena kebanyakan pasien dengan SIADH tampaknya memenuhi kriteria umum untuk CSWS, sehingga memerlukan pemeriksaan menyeluruh baik berupa pemeriksaan klinis dan evaluasi laboratorium untuk membedakan keduanya.

Pasien dengan SIADH dianggap euvolemic, sehingga gejala dehidrasi tidak terjadi, sedangkan pasien dengan CSWS menyajikan gejala dan fisik keseimbangan cairan yang negatif. Hal ini penting dengan mengamati untuk input masukan air / output rasio, mukosa dan kondisi kulit.

Peningkatan hematokrit, urea nitrogen darah / kreatinin rasio, dan protein serum menunjukkan dehidrasi dan tidak sesuai dengan SIADH. Konsentrasi natrium urin lebih dari 20 mEql / L menunjukkan SIADH sedangkan konsentrasi kalium serum meningkat menunjukkan CSWS.

Pengobatan diarahkan pada pencapaian normovolemia dan kadar natrium normalisasi dalam serum, dan restriksi cairan umumnya dihindari.

Kristaloid isotonik diberikan jika terjadi hipovolemia, dan ketika kadar natrium turun di bawah 125 mEq / L, pemberian salin hipertonik adalahpengobatan pilihan untuk mencegah perubahan kesadaran atau timbulnya kejang.

Fludrocortisone dapat diberikan dalam intravena (IV) atau secara oral (PO) ketika natriuresis menonjol namun dokter harus mengetahui bahwa obat ini telah dikaitkan dengan edema paru, hipertensi, dan hipokalemia.  

Koreksi hiponatremia juga tidak terlalu cepat mengingat resiko mielinolisis pontine pusat, terutama pada pemberian hipertonik saline.

Hiponatremia terjadi pada sebanyak 30% dengan SAH dan mungkin berhubungan dengan edema serebral. Saat ini, beberapa penulis menyatakan CSWS terjadi sesering atau lebih banyak dari SIADH.  

CSWS adalah sindrom yang kompleks dan telah dikaitkan dengan peningkatan peptida natriuretik atrial serta sistem saraf simpatik.  

Ada laporan bahwa SIADH dan CSWS dapat terjadi  pada pasien yang sama, terjadi berturut-turut terutama setelah SAH.

Landasan pengobatan SIADH adalah koreksi penyebab yang mendasari dan pembatasan cairan. Nacl 3% dapat digunakan. Ini juga dapat membantu dalam mengurangi edema otak.

Pada CSWS diperlakukan dengan penggantian cairan dan pemeliharaan keseimbangan garam positif. Melalui pembuluh darah dilakukan hidrasi dapat dengan larutan normal atau 3 % saline. Namun jangan terlalu cepat.  

Komentar

Postingan Populer