Sejarah Antikoagulan


-->
Penggunaan antikoagulan merupakan hal menarik bagi dunia medis sejak masa Hippocrates (460 – 380 Sebelum Masehi). Hippocrates menganjurkan pemberian anggur putih untuk membuat darah menjadi encer pada wanita dengan darah menstruasi sedikit. Beberapa ekstrak tanaman, daun, batang dan akar juga disebut dengan istilah pengencer darah. Pada tahun 1884 Haycraft mengidentifikasi adanya efek antikoagulan pada saliva lintah, yang dinamakan Hirudin. Namun ekstrak yang dibuatnya masih beracun.
Penemuan heparin sebagai antikoagulan dikaitkan dengan McLean (1916), yang menemukan ekstrak hati yang memiliki efek antikoagulan kuat. Istilah heparin berasal dari bahasa latin yang berarti hati. Kemudian proses ekstraksinya dilanjutkan oleh Howell (1925). Semua percobaan awal heparin menimbulkan reaksi toksik berat, Hingga akhirnya, Best (1959) dari Toronto dan Jorpes (1935) dari Stockholm menemukan ekstrak murni heparin.
Tahun 1938, Irving S. Wright, seorang cardiolog merupakan pengguna pertama warfarin. Warfarin merupakan singkatan dari Wisconsin Alumni Research Foundation, yang merupakan hasil penelitian sekolah pertanian yang meneliti daun-daun busuk yang menimbulkan perdarahan pada sapi-sapi di Winsconsin. Ketertarikan Irving menimbulkan minatnya untuk melebarkan penelitian dengan mengaplikasikan sebagai terapi pencegahan stroke iskemik. Penggunaan Warfarin dan definisi stroke merupakan hasil dari pertemuan pertama konferensi biennial Princeton pada tahun 1954. Irving merupakan ketua pada pertemuan tersebut. Pada pertemuan tersebut dilaporkan hasil pengobatan 57 pasien dengan warfarin.
Beberapa dekade setelahnya, perkembangan dalam farmakologi menemukan beberapa masalah terkait penggunaan antikoagulan. Beberapa varian gen mempengaruhi persyaratan dosis individu.
Dibutuhkan waktu lebih kurang 70 tahun untuk menemukan generasi baru antikoagulan oral. Dalam 5 tahun belakangan ini, beberapa percobaan tahap III obat-obatan baru oral antikoagulan pada pasien dengan atrial fibrilasi telah terselesaikan atau beberapa mendekati proses penyelesaian. Diantara obat-obatan tersebut adalah Dabigatran sebgai direct thrombin inhibitor dan obat-obatan inhibitor faktor Xa ( Rivaroxaban, Apixaban, Edoxaban, dan Betrixaban). Ximelagatran menunjukkan efikasi yang sama dengan Warfarin namun gagal karena toksik pada liver. Apixaban sebagai salah satu antikoagulan oral menggunakan desain obat yang modern dan rasional, mengkombinasikan komponen-komponen yang secara kimiawi memiliki efek langsung pada faktor Xa. Penggunaan teknologi tinggi x-ray kristalografi dan komputer untuk mendapatkan biovailabilitas dan farmakokinetik yang sesuai.
Beberapa antikoagulan oral memiliki keuntungan dibanding Vitamin K Antagonis, yakni: efek antikoagulan yang dapat diprediksi pada dosis yang sesuai, interaksi obat dan makanan yang terbatas, tidak memerlukan pemeriksaan rutin kadar dalam darah, dan adanya therapeutic window yang lebar.

Komentar

Postingan Populer