wisata bencana

January 26th, 2006

Wisata bencana, mungkin istilah ini bisa menggambarkan suasana yang terjadi di Jember. Sebuah kota di Jawatimur, yang baru-baru ini terkena bencana alam banjir+tanah longsor. Bencana yang menelan lebih 100 korban jiwa dan ratusan penduduk yang mengungsi meninggalkan rumah, perkebunan, tempatnya mencari nafkah. Alhamdulillah…. tidak sampai hitungan hari, bermacam bantuan mengalir ke desa2 yang terletak di dataran perbukitan itu. Tenaga medis, tim SAR dan tentara, pasukan “pengendus” jenazah saling bahu membahu menolong sesama sesuai dengan spesialisasi masing2. Walau kadang karena kurang tenaga, rekan2 dari tim dokter pun rela menyumbangkan tetesan keringat, meng-kontraksikan biceps untuk membantu mengangkut beras,mie, pakaian layak ke tangan yang berhak…sesuai amanah para donatur yang menyerahkan bantuan ke POSKO mereka…yeah, dokter juga manusia, punya rasa, punya hati, gunakan juga otot kamiii…..syalala (sedikit plesetan seurieeus). Semoga diterima amal mereka.

Ditengah2 proses pencarian jenazah dan evakuasi penduduk, ada suatu fenomena yang menarik. Kebetulan saat itu weekend, libur menjelang idul adha, berbondong2lah mobil, motor datang dari arah Jember menuju ke desa Panti, tempat terjadinya bencana. Ada yang berombongan jalan kaki bersama keluarga, ada yang berpasangan berboncengan motor, semuanya dengan tujuan menuju lokasi bekas puing2 bencana. Mereka begitu menikmati pemandangan “keindahan” alam ciptaanNya. Penduduk sekitar pun kebagian berkah kotak kalengan “infak seikhlasnya”.

Tukang bakso, es cream, penjual makanan ringan tidak kalah kecipratan “berkah” tersebut. Para relawan mengais2 puing dihibur bunyi toet2 bel es cream. Para anggota relawan timSAR pun sampai geleng2 kepala melihat rombongan wisatawan tersebut. Bahkan sempat menjadi liputan khusus MetroTV dan Jawapos. Sungguh sebuah fenomena yang menarik… Namun setidaknya, para wisatawan dadakan telah menunjukkan bahwa mereka peduli dengan sesamanya, ingin melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri bukti kebesaranNya, peringatan ketika terjadi peralihan fungsi hutan dibabat menjadi perkebunan.

Walaupun para wisatawan tersebut mengganggu lalu lintas bantuan ke korban longsor, setidaknya mereka tidak menutup jalan, sebagaimana yang dilakukan para pejabat (bahkan mantan pejabat) ketika mereka berminat menjadi “wisatawan” juga. (earth)

Komentar

Postingan Populer